Saat ini perekonomian digital sedang tumbuh subur, hal ini ditandai dengan tingginya pertumbuhan e-commerce. Pertumbuhan e-commerce mencapai 33,2 % dan diprediksi akan terus meningkat. Tentu, hal ini akan mendorong berkembangnya salah satu sektor pendukung e-commerce, yakni sistem pembayaran digital.
Mungkin selama ini kita menganggap bahwa sistem pembayaran digital di e-commerce itu simpel, bayar belanjaan hanya dengan transfer e-banking atau e-wallet dan semuanya beres. Faktanya tidak demikian. Dibalik proses pembayaran yang terlihat simpel, ada teknologi yang mendukung sistem tersebut, yaitu payment gateway dan payment aggregator. Mengapa Anda perlu memahami kedua teknologi ini? Dan apa saja perbedaannya?
Mengenal Payment Gateway & Payment Aggregator
Bagi masyarakat awam yang perannya sebagai konsumen, pemahaman tentang kedua teknologi ini tentu tidak terlalu signifikan. Tapi bagi pebisnis online seperti Anda, memahami apa itu payment gateway & payment aggregator sangat penting. Mengapa demikian? Karena teknologi ini akan menentukan keamanan dan kemudahan transaksi pada toko online yang Anda kelola. Tanpa teknologi ini, Anda akan kerepotan melayani pembeli yang akan membayar pesanannya.
Memang Anda bisa saja langsung meminta pembeli untuk membayar dengan transfer dana ke rekening Anda, tapi ini akan efektif jika pembeli Anda masih bisa dihitung jari. Namun jika sudah ada puluhan bahkan ratusan transaksi, diperlukan sistem dan teknologi payment gateway dan payment aggreator, agar semuanya tetap tercatat secara sistematis. Selanjutnya, mari kita bedah perbedaan antara payment gateway dan payment aggreator? Mana yang lebih cocok untuk bisnis Anda?
Perbedaan Payment Gateway dan Payment Aggregator
Pada dasarnya, kedua teknologi ataupun sistem ini sama-sama menjadi perantara pembayaran antara penjual dan pembeli. Pada sistem pembayaran digital yang kompleks, bank bukan lagi menjadi perantara, tapi perusahaan yang melayani jasa payment gateway dan payment aggregator.
Jika hanya mengandalkan bank, maka Anda harus mengecek satu persatu transaksi yang masuk, dari siapa saja, untuk pesanan yang mana , berapa jumlahnya, dan apakah pembeli sudah menitransfer atau belum. Tanpa semua proses ini, transaksi Anda berpotensi penipuan. Di sinilah peran payment gateway dan payment aggregator, memudahkan hidup Anda! Lantas, apa saja perbedaan di antara keduanya? Memahami perbedaan keduanya ini penting, agar nantinya bisa memilih, mana yang lebih cocok untuk bisnis Anda.
Cara Kerja Payment Aggregator
Sekilas memang keduanya mirip yakni, sama-sama menjadi perantara untuk pembayaran. Namun, payment gateway lebih berperan sebagai penengah, antara penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi secara online baik melalui bank maupun e-wallet.
Mengapa perlu penengah? Tanpa payment gateway sebagai penengah, risiko fraud akan melambung tinggi. Hal ini juga memberikan peluang bagi hacker untuk mendapatkan informasi kartu yang diinput pada halaman pembayaran website/aplikasi toko online Anda. Selain itu, mereka juga akan lebih mudah mencari cara untuk melakukan transaksi ilegal yang bisa merugikan penjual dan pembeli.
Berbeda dengan payment gateway, payment aggregator perannya adalah sebagai pihak yang mengumpulkan berbagai metode pembayaran. Sehingga, pengguna jasa ini dapat menerima pembayaran dari berbagai bank dan akun e-wallet meski merchant/penjual tidak punya akunnya. Selain itu payment aggregator juga berperan untuk men-digitise berbagai sistem pembayaran, baik online maupun offline, poin ini yang tidak ada pada payment gateway.
Cara Kerja Payment Gateway
Agar dapat lebih memahami perbedaan keduanya, mari kita pelajari payment gateway:
- Pada payment gateway, pembeli yang selesai melihat-lihat barang akan menekan tombol “check out” pada online shop langganan.
- Selanjutnya pembeli akan dibawa pada laman pembayaran. Pada tahap ini, pembeli akan diminta untuk memberikan berbagai informasi sensitif, seperti nomer rekening bank ataupun e-wallet.
- Biasanya setiap payment gateway punya cara masing-masing dalam melindungi data-data konsumennya yang sensitif.
- Selanjutnya pihak bank akan mengecek apakah pembeli punya dana sejumlah barang yang ia inginkan. Setelah jumlah uangnya sesuai dengan yang ditagihkan penjual, maka pembeli bisa membayarnya dan transaksi pun berhasil.
- Pihak bank memastikan dana sudah masuk ke rekening penjual, maka akan ada notifikasi ke penjual. Dengan validasi ini, maka barang pesanan pun segera diproses.
Bagaimana dengan cara kerja pada payment aggregator? Hampir semuanya mirip. Hanya bedanya, sebagai merchant/penjual Anda tidak perlu memiliki akun berbagai bank untuk menerima pembayaran. Karena perusahaan payment aggregator akan menyediakan akun-akun tersebut. Apa keuntungan sistem ini? Pertama, persyaratannya lebih mudah. Kedua, penerapannya tidak membutuhkan proses yang rumit. Ketiga, cocok untuk Anda yang baru memulai bisnis. Anda tidak perlu direpotkan dengan proses pembukaan rekening di berbagai bank. Lebih hemat waktu dan tenaga, bukan?
Nah, sudah tau kan beda antara keduanya, jadi mau pilih yang mana? Payment gateway atau payment aggregator? Tidak perlu bingung, karena Durianpay mampu menyediakan keduanya. Baik payment aggregator maupun payment gateway, Durianpay siap melayani Anda. Hanya 10 menit, Anda bisa memiliki semua metode pembayaran yang ingin digunakan pelanggan Anda. Selain itu, Anda juga dapat mengelola promosi, membuat tautan pembayaran, hingga menyesuaikan laman Checkout pada toko Anda hanya dengan sekali integrasi. Segera klik di sini untuk daftar!